Gubernur Florida Ron DeSantis, yang dipandang sebagai saingan utama Donald Trump untuk pencalonan presiden dari Partai Republik, menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “penjahat perang”. Dia mengatakan ini dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Piers Morgan untuk program Piers Morgan Uncensored.
“Saya pikir dia adalah seorang penjahat perang,” kata DeSantis dalam sebuah wawancara, sebuah fragmen yang diterbitkan oleh Fox News.
Morgan bertanya kepada gubernur apa pendapatnya tentang Putin. DeSantis menjawab bahwa menurutnya presiden Rusia memiliki “ambisi besar” dan bahwa dia “bermusuhan” dengan AS.
“Tapi apa yang telah kita lihat menunjukkan bahwa dia tidak memiliki kesempatan yang biasa untuk mewujudkan ambisinya. Dia pada dasarnya adalah pom bensin dengan sekumpulan senjata nuklir,” kata gubernur.
Mengomentari keputusan Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin, DeSantis mengatakan dia percaya presiden Rusia harus “bertanggung jawab.”
The New York Times mencatat bahwa minggu lalu DeSantis, dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara Fox News, Tucker Carlson, mengkritik kebijakan Presiden AS Joe Biden terhadap Ukraina. Menurutnya, Amerika Serikat memiliki banyak kepentingan nasional yang penting dan “keterlibatan lebih lanjut dalam sengketa wilayah antara Ukraina dan Rusia tidak termasuk di dalamnya.” Dia tidak menyebut Putin.
Kata-kata gubernur tentang “sengketa wilayah” itu dikritik, termasuk oleh beberapa anggota Partai Republik di Kongres, serta beberapa sponsor partai. Dalam pernyataan ini, mereka menemukan kesamaan dengan apa yang dikatakan mantan Presiden AS Donald Trump, yang mengklaim bahwa dia dapat mencapai kesepakatan damai dengan memberikan Rusia bagian dari wilayah Ukraina. Dia juga menyatakan bahwa perang di Ukraina bukanlah salah satu kepentingan yang diperlukan Amerika Serikat.
Dalam sebuah wawancara dengan Piers Morgan, DeSantis mengklaim bahwa komentarnya tentang “sengketa teritorial” telah “disalahtafsirkan”. Dia mencatat bahwa dia seharusnya berbicara lebih jelas. Dia menyebutnya “jelas” bahwa Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022. Dia juga mengutuk aneksasi Krimea pada 2014.
Sumber :