“Fokus dari misi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas jaringan peringatan dini dan tanggap (EWARN) dan memastikan deteksi cepat, verifikasi dan respons terhadap peringatan dan wabah penyakit menular”, Kantor WHO untuk Mediterania Timur mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Kamis.
Mereka mengidentifikasi area dalam kesiapsiagaan dan respons yang perlu diperkuatkata WHO, dan melakukan beberapa kunjungan lapangan, termasuk ke Maaret Tamsrin, salah satu daerah yang terkena dampak gempa, untuk menilai rumah sakit setempat dan integrasi pusat penerimaan sebagai bagian dari tinjauan sistem peringatan dini yang lebih luas.
Dua pusat penerimaan juga dikunjungi pemantauan kualitas airdan air minum diuji dalam koordinasi dengan LSM Suriah, menghasilkan rekomendasi untuk pasokan air klorin di pusat-pusat tersebut.
Respon cepat
Anggota misi juga meningkatkan kapasitas dalam tim reaksi cepat (RRT) yang telah disiapkan untuk kolera dan penyakit rawan epidemi lainnya. Ini termasuk kursus pelatihan RRT online selama dua hari tentang cara membentuk tim di pusat penerimaan.
“RRT sangat penting, karena anggota dapat dengan cepat menyelidiki dan menanggapi wabah dan penyakit menular”, kata Dr Sherein Elnossery dari unit Pencegahan Bahaya Menular di Kantor Regional WHO, yang merupakan bagian dari misi dan menyampaikan pelatihan tersebut.
Lebih dari 150 peserta mengikuti pelatihan dari pengawasan, perawatan kesehatan masyarakat, WASH dan tim medis. Itu termasuk sesi tentang respons wabah, keterlibatan masyarakat, layanan air dan kebersihan.
Selain itu, dampak psikologis dari krisis komunitas juga dibahas, dan para peserta diinstruksikan untuk memberikan pertolongan pertama psikologis.
Memperkuat respons kolera
Selama misi tersebut, tim WHO bekerja untuk memperkuat koordinasi dan kepemimpinan dalam penanggulangan kolera dan penyakit rawan epidemi lainnya. Mereka juga mengawasi pelaksanaan an kampanye vaksinasi kolera oral yang menargetkan 1,7 juta orang di Kecamatan Dana dan Harim.
Selain itu, anggota tim menilai risiko penyebaran wabah kolera yang ada dan, karenanya, 10 kecamatan di barat laut Suriah dengan target populasi 1,12 juta orang telah diidentifikasi untuk kampanye vaksin kolera oral.
Dr Elnossery bersikeras bahwa WHO “akan terus mendukung daerah yang terkena dampak di barat laut Suriah untuk pulih dari gempa”.
Sumber :