Otoritas Amerika tidak memasok Ukraina dengan peluru yang dijanjikan Inggris kepada Kyiv. Namun, Rusia membesar-besarkan ancaman dari penggunaan amunisi tersebut, kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.
Pada tanggal 21 Maret, Kementerian Pertahanan Inggris mengumumkan bahwa, bersama dengan tank tempur Challenger-2, mereka akan mengirimkan proyektil depleted uranium ke Ukraina, yang mampu menembus lapis baja dan dapat digunakan untuk menghancurkan peralatan berat. Vladimir Putin mengatakan sebagai tanggapan bahwa “kolektif Barat sudah mulai menggunakan senjata dengan komponen nuklir.”
John Kirby pada pengarahan di Gedung Putih mengatakan bahwa Moskow menggunakan cangkang ini sebagai “orang-orangan sawah”. “Ini adalah jenis amunisi yang tersebar luas yang telah digunakan selama beberapa dekade karena sifatnya yang menembus lapis baja,” kata pejabat AS itu, seraya menambahkan bahwa proyektil tersebut tidak bersifat radioaktif dan tidak diklasifikasikan sebagai senjata nuklir.
“Saya pikir kenyataannya adalah Rusia tidak ingin Ukraina terus menonaktifkan tanknya. Jika Rusia sangat mengkhawatirkan nasib tank dan kapal tankernya, biarkan mereka mengirim mereka kembali melintasi perbatasan dan keluar dari Ukraina. Mereka tidak pantas berada di sana sejak awal,” kata Kirby.
Sebelumnya, pihak berwenang Inggris menuduh Vladimir Putin sengaja menyebarkan informasi palsu tentang pasokan peluru dengan uranium yang sudah habis ke Ukraina.
Sumber :